Beberapa tahun kemudian… Akhirnya adikku telah lulus
sarjana dan sekarang saatnya wisuda. Aku mengantarkannya dan memberikannya
sebuah ucapan penghargaan yang sangat berarti. Saat itu aku sangat terharu
melihatnya sudah sangat besar dan dewasa. Mungkin sebentar lagi dia akan
menikah. Sementara aku, tidak tahu apa yang harus kuperbuat.
Suatu hari, aku ditugaskan menyamar sebagai pelayan di
sebuah restoran. Mungkin pekerjaan ini lebih mudah daripada sebelumnya. Aku
hanya mengantarkan makanan dan minuman pesanan dari para pelanggan. Tugasku
adalah mencari tahu apakah ada yang mencurigakan di dalam restoran ini. Pada
suatu malam, aku dipanggil oleh seorang pelanggan wanita, “Pelayan, sini!”.
“Iya, ada yang bisa saya bantu?” kataku dengan lembut dan santai. Seketika itu,
wajahnya yang cantik dan mempesona membuatku tidak berkonsentrasi. “Saya mau
pesan Chicken Steak satu dan Es Teh
satu.” katanya dengan senyum menggoda. Aku yang kala itu sedang melamun tentang
kecantikannya. Tanpa sadar, akupun langsung berkata, “Ya, Sayang.”. Wanita
itupun menjawab, “Sayang?”. “O… Maaf. Maksud saya, apakah Anda ingin pesan
sesuatu lagi?” jawabku dengan gugup. “Sepertinya tidak. Nanti saya bisa pesan
lagi. O… ya, nama mas siapa?”. “Saya
John.”. “Saya Angelina.”. Dan itulah perkenalan pertama kami di sebuah
restoran.
Beberapa hari kemudian, Angel pun kembali dan memesan
makanan. Dia langsung mengenaliku dan berkata, “Mas John! Sini!”. Akupun kaget karena tidak ada yang pernah
memanggilku dengan nama itu saat menjadi pelayan di restoran tersebut. Aku segera melayani Angel dan segera menghidangkan
pesanannya. Lama-kelamaan kami mulai akrab. Setiap kali bertemu, kami saling
berbincang-bincang. Pelayan lain di restoran pun telah hafal dan akrab terhadap
Angel. Kami merasa cocok satu sama lain. Hal ini membuatku merasa jatuh cinta. Job-ku kali ini bisa dibilang berantakan
karena aku tak bisa fokus dengan tugasku.
Karena tak ingin job-ku segera hancur, akupun segera
memfokuskan diri terhadap tugasku. Setiap kali aku pergi ke dapur koki, aku
mengecek setiap gerak-gerik mencurigakan. Kujalankan tugas ini hingga 4 bulan.
Semua tak tahu kalau aku adalah seorang agen yang sedang menyamar.
Tak lama kemudian, aku
berhasil mengungkap rahasia dibalik restoran tersebut. Ternyata, bahan yang
dipakai oleh para koki untuk membuat makanan dan minuman terbuat dari bahan
yang berbahaya. Aku segera mengabadikan peristiwa ini dengan memotret kejadian
tersebut dan melaporkannya kepada Black. “Barang bukti dapat, tersangka
tertangkap”, itulah semboyan terakhirku jika tugasku sudah selesai.
Sementara itu, aku segera
berkata jujur kepada Angel, “Angel, sebenarnya aku adalah seorang agen yang
sedang menyamar sebagai seorang pelayan. Sekarang, tugasku selesai. Restoran
ini telah ditutup. Kurasa pertemanan kita sudah berakhir...”. “Mengapa? Apakah
kau rela meninggalkanku? Apa hanya ini saja perasaanmu kepadaku?” tanya Angel
dengan meneteskan air mata. “Memang, status pertemanan kita sudah berakhir
sampai disini. Tapi, aku akan mengganti status kita sebagai pasangan
suami-istri. Apakah kau mau menikah denganku?” kataku dengan penuh harapan.
“Oh... So Sweet! Aku mau!” jawab
Angel dengan terharu.
Sebulan kemudian, aku
segera mengucapkan janji sehidup semati dengan Angel. Kami telah resmi menjadi
pasangan suami-istri. Sekarang, aku bisa menemukan apa artinya hidup ini. Usaha
yang sungguh-sungguh akan mendatangkan berkah kepada orang yang mau berusaha.
Aku percaya, Tuhan akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang mau berusaha
dan berdoa kepada-Nya.