Tuesday, April 3, 2012

Hidupku (Bagian 2)


            Beberapa tahun kemudian… Akhirnya adikku telah lulus sarjana dan sekarang saatnya wisuda. Aku mengantarkannya dan memberikannya sebuah ucapan penghargaan yang sangat berarti. Saat itu aku sangat terharu melihatnya sudah sangat besar dan dewasa. Mungkin sebentar lagi dia akan menikah. Sementara aku, tidak tahu apa yang harus kuperbuat.
            Suatu hari, aku ditugaskan menyamar sebagai pelayan di sebuah restoran. Mungkin pekerjaan ini lebih mudah daripada sebelumnya. Aku hanya mengantarkan makanan dan minuman pesanan dari para pelanggan. Tugasku adalah mencari tahu apakah ada yang mencurigakan di dalam restoran ini. Pada suatu malam, aku dipanggil oleh seorang pelanggan wanita, “Pelayan, sini!”. “Iya, ada yang bisa saya bantu?” kataku dengan lembut dan santai. Seketika itu, wajahnya yang cantik dan mempesona membuatku tidak berkonsentrasi. “Saya mau pesan Chicken Steak satu dan Es Teh satu.” katanya dengan senyum menggoda. Aku yang kala itu sedang melamun tentang kecantikannya. Tanpa sadar, akupun langsung berkata, “Ya, Sayang.”. Wanita itupun menjawab, “Sayang?”. “O… Maaf. Maksud saya, apakah Anda ingin pesan sesuatu lagi?” jawabku dengan gugup. “Sepertinya tidak. Nanti saya bisa pesan lagi. O… ya, nama mas siapa?”. “Saya John.”. “Saya Angelina.”. Dan itulah perkenalan pertama kami di sebuah restoran.
            Beberapa hari kemudian, Angel pun kembali dan memesan makanan. Dia langsung mengenaliku dan berkata, “Mas John! Sini!”. Akupun kaget karena tidak ada yang pernah memanggilku dengan nama itu saat menjadi pelayan di restoran tersebut. Aku segera melayani Angel dan segera menghidangkan pesanannya. Lama-kelamaan kami mulai akrab. Setiap kali bertemu, kami saling berbincang-bincang. Pelayan lain di restoran pun telah hafal dan akrab terhadap Angel. Kami merasa cocok satu sama lain. Hal ini membuatku merasa jatuh cinta. Job-ku kali ini bisa dibilang berantakan karena aku tak bisa fokus dengan tugasku.
            Karena tak ingin job-ku segera hancur, akupun segera memfokuskan diri terhadap tugasku. Setiap kali aku pergi ke dapur koki, aku mengecek setiap gerak-gerik mencurigakan. Kujalankan tugas ini hingga 4 bulan. Semua tak tahu kalau aku adalah seorang agen yang sedang menyamar.
            Tak lama kemudian, aku berhasil mengungkap rahasia dibalik restoran tersebut. Ternyata, bahan yang dipakai oleh para koki untuk membuat makanan dan minuman terbuat dari bahan yang berbahaya. Aku segera mengabadikan peristiwa ini dengan memotret kejadian tersebut dan melaporkannya kepada Black. “Barang bukti dapat, tersangka tertangkap”, itulah semboyan terakhirku jika tugasku sudah selesai.
            Sementara itu, aku segera berkata jujur kepada Angel, “Angel, sebenarnya aku adalah seorang agen yang sedang menyamar sebagai seorang pelayan. Sekarang, tugasku selesai. Restoran ini telah ditutup. Kurasa pertemanan kita sudah berakhir...”. “Mengapa? Apakah kau rela meninggalkanku? Apa hanya ini saja perasaanmu kepadaku?” tanya Angel dengan meneteskan air mata. “Memang, status pertemanan kita sudah berakhir sampai disini. Tapi, aku akan mengganti status kita sebagai pasangan suami-istri. Apakah kau mau menikah denganku?” kataku dengan penuh harapan. “Oh... So Sweet! Aku mau!” jawab Angel dengan terharu.
            Sebulan kemudian, aku segera mengucapkan janji sehidup semati dengan Angel. Kami telah resmi menjadi pasangan suami-istri. Sekarang, aku bisa menemukan apa artinya hidup ini. Usaha yang sungguh-sungguh akan mendatangkan berkah kepada orang yang mau berusaha. Aku percaya, Tuhan akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang mau berusaha dan berdoa kepada-Nya.

Click Advertise on My Blog
Previous Next Home

1 Komentar:

Berkomentarlah dengan tertib dan baik.
Terima kasih telah berkunjung di blog ini dan jangan lupa tinggalkan komentar.
Komentar yang anda berikan sangat bermanfaat bagi kami.